Teropong
1. Pengertian Teropong
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat jauh seperti gunung dan bintang agar tampak lebih dekat dan jelas.
Meskipun teropong sudah digunakan sejak abad ke – 17 namun sampai sekarang
tidak seorang pun yakin siapa yang pertama kali menemukan teropong. Memang pada
tanggal 2 oktober 1608 Hans Lippershey pernah mecoba mempatenkan Teropong yang
dibuatnya, tetapi ditolak oleh dewan penilai. Kemudian pada tahun 1609 Galileo
membuat sebuah Teropong yang sekarang dikenal dengan sebutan teropong panggung.
Setelah itu ia membuat banyak macam Teropong dan mendapatkan banyak penemuan
dalam bidang astronomis yang membuatnya terkenal.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan Teropong
untuk maksud astronomis. Pada awalnya Teropong dibuat hanya dalam rentang panjang
gelombang tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale,
Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah
tahun 1945, dan kini Teropong meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah
makin majunya penjelajahan setelah tahun 1960.
2. Sejarah Teropong
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi.
Galileo Galilei (1564-1642) dengan Teropong refraktornya mampu menjadikan mata
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa
diamati melalui mata bugil.
Karena Teropong Galileo bisa mengamati lebih
tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus
Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teropong
Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695)
yang menemukan Titan, satelit Saturnus,
yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan Teropong juga diimbangi pula
dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler
(1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton
(1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan
inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit
selanjutnya.
*) Sumber : Tugas Fisika kelompok 3 kelas X-1 SMAN 1 Rangkasbitung